TEORI-TEORI ORGANISASI :
TEORI KLASIK
Teori-teori organisasi klasik adalah teori-teori yang berkembang
di akhir abad 18, pada periode yang sering disebut Revolusi Industri , yang awalnya
dimulai di Inggris.
MenurutHatch (1997:27) , pada Periode Klasik terdapat dua
kelompok besar ahli pemikir organisasi.
Pertama ,pemikir-pemikir aliran sosiologis yang mencoba
mendeskripsikan dan menganalisa perubahan struktur organisasi dan peran-peran di
dalamnya ,serta implikasinya terhadap dunia
sosial yang lebih luas. Disini kita bertemu antara lain dengan nama-nama seperti
Emile Durkheim , MaxWeber , dan KarlMarx .(aliranHumanis)
Kedua , pemikir-pemikir aliran administrasi dan manajemen yang lebih menitik-beratkan
kepada masalah –masalah praktis yang dihadapi para pengelola organisasi pabrik dalam
menjalankantugasnya. Disini antara lain terdapat Frederick Taylor , Henry Fayol , dan
Chester Barnard. (alirans cientifict)
Pandangan teori klasik mengenai organisasi
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
- Organisasi ada
terutama untuk menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
- Bagi suatu
organisasi, ada struktur yang tepat bagi tujuan, lingkungan, teknologi dan
partisipannya.
- Pekerjaan
organisasi paling efektif bila ada tantangan lingkungan dan kepentingan
pribadi terhalang oleh norma-norma rasionalitas.
- Spesialisasi akan
meningkatkan taraf keahlian dan performan individu.
- Koordinasi dan kontrol paling baik melalui praktik otoritas
dan aturan-aturan yang tidak bersifat pribadi.
- Struktur dapat dirancang secara sistematis dan dapat
dilaksanakan.
- Masalah-masalah organisasi biasanya merefleksikan struktur
yang tidak tepat dan dapat diselesaikan melalui perancangan dan pengorganisasian
kembali (Bolman, 1988).
Ahli-ahli
teori klasik cenderung melihat organisasi sebagai sistem yang tertutup secara
relatif, dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah dinyatakan. Di bawah kondisi
tersebut, organisasi dapat bekerja secara rasional dengan tingkat kepastian dan
kemampuan memperkirakan. Jika
organisasi sangat tergantung kepada lingkungan maka organisasi akan terus
menerus dipengaruhi atau terganggu oleh lingkungan. Untuk mengurangi gangguan
dari lingkungan, bermacam-macam mekanisme struktural yang diciptakan untuk
melindungi aktivitas pokok dari keterombang-ambingan dan ketidakpastian
(Thomson, 1967).
Alat untuk melindungi organisasi dan untuk
mengurangi ketidaksanggupan memperkirakan di antaranya adalah sebagai berikut.
- Pengkodean,
menciptakan skema klasifikasi bagi input.
- Penimbunan barang, menyimpan bahan mentah dan hasil produksi
sehingga input dan output dapat diatur.
- Penyamarataan,
memotivasi pemberi suplai untuk memberikan input atau menentukan
permintaan bagi output.
- Meramalkan,
memperkirakan perubahan dalam permintaan.
Pertumbuhan, berusaha keras untuk mencapai
tingkat ekonomi tertentu yang akan memberi organisasi pengaruh melalui
lingkungan.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Konsep-konsep
tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan
konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory )
atau kadang-kadang disebut dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang
dalam tiga aliran yaitu : birokrasi , teori administrasi, dan manajemen
alamiah.
Birokrasi
dikembangkan dari ilmu sosiologi. Sedangkan teori administrasi dan manajemen
ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori
administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen
ilmiah member tekanan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau
elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai
struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang
bekerjasama.
TEORI BIROKRASI
Teori
ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik - karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di
setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan
karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.
Pembagian kerja yang jelas.
2.
Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.
Program rasional dalam pencapaian.
4.
Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.
System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para
pemegang jabatan.
6.
Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi
birokrasi adalah sebuah model
organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.
TEORI ADMINISTRASI
Teori
administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini
sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick
dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry
Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis
masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan
bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok
:
1.
Kegiatan-kegiatan tehnikal
2.
Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan
financial
4. Kegiatan-kegiatan
keamanan
5. Kegiatan-kegiatan
akutansi
6. Kegiatan-kegiatan
manajerial
Fayol juga mengemukakan dan
membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori
administrasi, yaitu :
1. Pembagian kerja (division work)
2. Wewenang dan tanggung jawab
(authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of
command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of
direction)
6. Mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general
interest)
7. Balas jasa (remuneration of
personnel)
8. Sentralisasi (centralization)
9. Rantai scalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia
(stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de
corps)
Disamping itu, fayol memerinci
fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga
dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (organizing),
3. Pemberian perintah
(commanding),
4. Pengkoordinasian
(coordinating), dan
5. Pengawasan (controlling)
Urwick dan Gulick : Mooney
dan Reilly
Luther Gulick dan Lydall Urwick ,
menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip
Fayol, yang tercermin dalam dua makalahny A technical Problem dan The
Function of Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick
memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja ,
koordinasi , penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan.
Proses, personalia, dan tempat “ dan penggunaan staff.Urwick terutama
melihat kesulitan – kesulitan administrasi ,penerapan kaidah-kaidah organisasi
(terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik
penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.
Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan
Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka, Onward
Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di
Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan
temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama,
militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip Koordinasi
2. Prinsip Skalar
3. Prinsip Fungsional
Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori
manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern.
Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti
pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan
masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah
adalah seperangkat mekanisme-mekanisme
atau teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop
Management , The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah
dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan , yaitu :
1. Menggantikan metode-metode
kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu
pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
2. Mengadakan seleksi,
latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar
memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan
spesialisasinya.
3. Pengembangan ilmu tentang kerja
serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan,
sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk ,encapai tingkat upah yang
tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4. Untuk mencapai manfaat
manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui
pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana
kerja sama yang baik.
Teori Klasik : Anatomi
Organisasi Formal
Tiga unsure pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam
leteratur-leteratur manajemen adalah :
1. Sistem kegiatan yang
terkoordinat.
2. Kelompok orang.
3. Kerjasama untuk mencapai
tujuan.
Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja
bersama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu
organisasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum “kesatuan
kegiatan” (unity of action) adalah sebagai berikut :
1. Kekuasaan, bisa demokratis atau
teoritis, hal ini disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi.
2. Saling melayani, yang merupakan
legitimasi social pada organisasi.
3. Doktrin, dalam arti sederhana,
hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
4. Disiplin, diartiakan sebagai
perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
1. Pembagian kerja
2. Proses scalar dan
fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
3. Struktur, hubungan
antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
4. Rentang kendali (span of
control)
Teori Organisasi
Neoklasik
Teori Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori
Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik.
Teori Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok
dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan
pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, factor-faktor
ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasikbanyak menekankan
pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek
psikologis (emosi).
Perkembangan Teori
Neoklasik
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi
percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo
Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang
hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan
sebagainya.
Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo
Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial
EfficiencyI,pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara
manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang
sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan
karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
Percobaan-percobaan
Hawthone
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik
perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori
oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne
memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana
segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat . Studi tersebut juga
menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi
kerja phisik sering dipandang sebagai satu-satunya factor yang menetukan
produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan
kelompok-kelopmpok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Pandangan Neoklasik
Terhadap Organisasi Informal
Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen poko dalam
organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal
muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan social manusia – kebutuhan untuk
berhungan dengan orang lain.
Factor – factor yang dapat menentukan munculnya organisasi
informal antara lain :
1. Lokasi , untuk membentuk suatu kelompok orang harus mempunyai
kontak tatap muka yang ajeg.
2. Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan
jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
3. Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul
beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
4. Masalah-masalah khusus,
Teori Organisasi Modern
Aliran besar ketiga dalam teori organisasi dam manajemen adalah
teori modern atau disebut juga analisa system pada organisasi. Teori modern
melihat semua unsure sebagai satu kesatuan. Teori modern mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah suatu system tertutup yang berkaitan erat dengan lingkungan
yang stabil tetapi organisasi adalah suatusistem terbuka yang harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.
Dasar Pemikiran Teori
Organisasi Modern
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun
1950. Teori modern dengan tekanan pada perpaduan (synthesis) dan perancangan
(design), menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Teori modern bias disebut sebagai teori organisasi dan manajemen
umum yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih
maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis
yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh sruktur.
Teori modern menyebutkan bahwa kerj suatu organisasi adalah sangat
kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan
probabilistic. Sebagai suatu system, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsure
,yaitu :
1. Unsure struktur yang bersifat
makro
2. Unsure proses yang juga
bersifat makro
3. Unsure perilaku anggota
organisasi yang bersifat mikro.
Ketiga unsure ditas saling kait-mengait dan sebenarnya tak
terpisahkan satu sama lain.
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang
berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal.
Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan
organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses
umum seluruh system sebagai titk awal.
Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth
Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1. Struktur static
2. Sistem dinamik sederhana
3. Sistem sibernetik
4. System terbuka
5. System genetika social
6. System hewani
7. System manusiawi
8. System social
9. System transdental
Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan
teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan
teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang
terintegrasi.
Teori Organisasi dalam
Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep
dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern
berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang
berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori
organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern
dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya,
ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan
dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi
yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu
system.
Bagian-bagian dari system
dan saling ketergantungannya.
1. Individu dan struktur
kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
2. Penentuan fungsi-fungsi formal,
yang biasa disebut organisasi formal.
3. Organisasi informal.
4. Struktur status dan peranan.
5. Lingkungan phisik pelaksanaan
pekerjaan.
Proses-proses hubungan
dalam system.
Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan
universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya
berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
1. komunikasi ,
2. berusaha untuk mencapai
keseimbangan, dan
3. pengambilan keputusan.
Tujuan-tujuan organisasi
Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan.
Tujuan-tujuan tersebut adalah pertumbuhan,
stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan
membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda.
Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli
sejalan dengan pengembangan teori system umum.
Pendekatan - Pendekatan
Manajemen
Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional,
operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini
bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian
menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip
pendekatan proses klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan
wewenang dan tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi
pekerjaan-pekerjaan rutin.
Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human
relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi
pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh
karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan
secara individual dan kelompok kerja.
Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan
dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini
terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses
kuantitaif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata
dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian
dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode
kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.
Pendekatan Sistem
Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang
ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system
umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan
dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini
memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan
sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang
sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi
berbagai
masukan yang menghasilkan keluaran
Pendekatan Contingency
(Situasional)
Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan
keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke
dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka
konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan
teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.