Jumat, 12 April 2013

tugas 2 (teori organisasi umum2 sem4)


Elastisitas Harga

Pengertian Elastisitas

Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply beubah? Dan berapa besar pengaruhnya?
Untuk menjawab ini pakailah konsep elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/ ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.



Elastisitas Permintaan
Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :
1. elastisitas harga permintaan
2. elastisitas silang
3. elastisitas pendapatan



Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :



Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Perilaku Konsumen

Pada dasarnya konsumen berperilaku ingin memanfaatkan uang yang dimilikinya seekonomis mungkin, akan tetapi kebanyakan konsumen tidak akan berhasil. Faktor penyebabnya antara lain sebagai berikut.

a. Pengetahuan konsumen tentang kualitas barang terbatas.
b. Adanya persaingan dari para konsumen.
c. Kecenderungan konsumen bersifat masa bodoh terhadap situasi harga di pasar.
d. Adanya tradisi yang kuat, sehingga memengaruhi tingkah laku konsumen.

Perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka permintaan turun. Sebaliknya bila harga turun, maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain ceteris paribus.

Ada dua pendekatan konsumen berperilaku seperti hukum permintaan, yaitu sebagai berikut.

a. Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain, sehingga konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

b. Pendekatan Kurva Indiferen (Indifference Curve)
Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen antara dua macam barang, yang memberikan tingkat kepuasan sama bagi konsumen. Kurva indiferen memiliki beberapa ciri atau sifat antara lain:

1) mempunyai kemiringan (slope) negatif, artinya miring dari kiri atas ke kanan bawah,
2) bila kedudukannya lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi,
3) tidak pernah saling berpotongan dengan kurva indiferen yang lain,
4) cembung ke titik asal (titik 0).
Kurva Indiferen
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Surplus Ekonomi

A. Pengertian Surplus

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 Departemen Pendidikan Nasional Penerbit Balai Pustaka :
Surplus adalah jumlah yang melebihi hasil biasanya; berlebihan ; sisa.

a. Istilah surplus dalam ilmu ekonomi adalah sebagai berikut :
 --Surplus Produsen--
adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.
Supply menggambarkan berbagai jumlah dimana produsen berkeinginan untuk menjual pada harga yang berbeda-beda
Kurve Supply dapat juga dipakai untuk mengukur marginal (opportunity) cost dari penjual dari penawarannya pada berbagai jumlah dari barang

Market

--Surplus Konsumen--
adalah kepuasan atau kegunaan (utility) tambahan yang diperoleh konsumen dari pembayaran harga suatu barang yang lebih rendah dari harga yang konsumen bersedia membayarnya.
Consumen membeli barang sebab membuat mereka better off ( sejahtera) atau memberikan nilai guna. Consumer Surplus mengukur berapa banyak ksejehateraan yang mereka peroleh 
Consumer Surplus
– Jumlah kemampuan membayar untuk barang dikurangi jumlah aktual yang mereka bayarkan

Kesejahteraan ekonomi dari masyarakat diukur dengan jumlah consumer surplus dan producer surplus.
Efisiensi pasar (Market Efficiency) dicapai jika total surplus adalah maksimum dan alokasi sumberdaya adalah efisien

referensi :
Kamus Lengkap Ekonomi Edisi ke-2 Christopher Pass & Bryan Lowes, Penerbit Erlangga)
http://bintangsidoel.blogspot.com/2013/04/elastisitas-harga-perilaku-konsumen-dan.html#!/2013/04/elastisitas-harga-perilaku-konsumen-dan.html



Kamis, 11 April 2013

tulisan 10 (teori organisasi umum2 sem4)

Rahasia Riyadhoh Ayat Kursi
Rumah Singgah Hati Yang Lelah

 
Assalamualaikum Wr.Wb
" Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa yang ada pada diri mereka " (QS.13:11)
Maksud yang terkandung dari ayat diatas adalah agar manusia mau Mandiri dan Swakarsa di dalam berupaya dan berusaha untuk merubah takdir dan memperbaiki serta merubah nasib hidup. Karena Allah tidak suka terhadap hamba-hamba-Nya yang hanya meminta dan berharap belas kasihan saja.
Tidak semua takdir dan nasib hidup merupakan apa yang sudah menjadi ketentuan dan ketetapan Allah, tetapi ada beberapa bagian lagi yang harus diupayakan dan diusahakan oleh setiap orang dimana itu masih bisa untuk diubah dan diperbaiki.
Rezeki-rejeki dan jodoh adalah dua hal yang akan mengiringi perjalanan hidup setiap orang sebelum akhirnya kematian datang. Bagi sebagian kecil orang diberi nasib baik dengan kemudahan dan kelancaran mengenai rezeki-rejeki dan jodoh, tapi  sebagian yang lainnya masih diberi nasib yang belum baik.
Dan jika boleh memilih, tentunya anda akan memilih menjadi dari sebagian kecil dengan menjadi orang yang bernasib baik, dengan selalu diberi kemudahan dan kelancaran di dalam mendapatkan rezeki-rejeki dan jodoh. Tapi bagaimana jika saat ini anda berada di golongan orang yang masih belum bernasib baik? Ekonomi belum mapan, usaha dan bisnis belum lancar bahkan mungkin gagal, karier pekerjaan belum jelas, jodoh atau pasangan hidup belum juga ada, dan masih banyak lagi problema dan permasalahan hidup yang lainnya. Dari itu semua bisakah takdir dan nasib hidup diubah dan diperbaiki?
Ada yang berpendapat bahwa takdir tidak bisa diubah tetapi ada yang berpendapat bahwa takdir masih bisa diubah. Bagi yang berpendapat bahwa takdir bisa diubah itu adalah yang berkenaan dengan nasib hidup. Dimana mereka yakin bahwa nasib hidup masih sangat bisa untuk diubah dan diperbaiki. Dan keyakinan ini hanya dimiliki oleh sekelompok kecil orang. Jadi wajar bila hanya sedikit orang yang bisa meraih kesuksesan di dalam hidup ini. Jika tidak bisa tentunya Allah tidak akan menurunkan ayat diatas!
Tetapi yang perlu diketahui takdir dan nasib hidup tidak bisa dijangkau oleh logika dan nalar semata. Karena takdir dan nasib hidup bukan bagian dari logika, nalar maupun cara berpikir. Takdir dan nasib hidup anda bagian dari batin anda. Silahkan anda renungkan dan resapi hal dibawah berikut.
Jika anda mau jujur pada diri sendiri tentunya akan mengakui bahwa saat ini untuk hidup tidaklah mudah. Saat ini hidup penuh dengan kompetisi dan persaingan yang sangat ketat dalam hal karier pekerjaan, jodoh, usaha dan bisnis. Disertai pula biaya hidup dan beban ekonomi yang tinggi telah membuat anda semakin tertekan batin. Paru-paru anda semakin terhimpit yang membuat anda semakin sesak nafas.
Pikiran anda pun juga sudah tidak bisa lagi diajak bekerjasama yang mengakibatkan anda mengalami kebuntuan terhadap solusi hidup, dan anda pun juga tidak tahu musti harus berbuat apa lagi untuk mengatasi permasalahan dalam hidup anda. Seakan nasib baik dan keberuntungan telah pergi jauh meninggalkan anda. Sehingga anda mengalami lelah fisik, pikiran, mental dan batin yang amat sangat.
Sebagai gambaran apakah saat ini anda mengalami salah satu dari hal-hal berikut ini :
 Apakah masalah selalu bersahabat dengan hidup anda(selalu sial)?
 Apakah hidup anda gali lubang tutup lubang?
 Apakah ekonomi rumah tangga anda tetap tidak ada perbaikan?
 Apakah ketentraman dan harmonisasi rumah tangga anda bermasalah?
 Apakah bisnis dan usaha anda selalu gagal?
 Apakah bisnis dan usaha anda selalu kalah bersaing?
 Apakah anda belum menemukan peluang usaha atau peluang bisnis?
 Apakah toko atau warung anda sepi pembeli?
 Apakah karier pekerjaan anda tidak ada peningkatan?
 Apakah anda belum juga mendapatkan pekerjaan?
 Apakah anda belum juga mendapatkan jodoh?
Apakah sekian tahun ber-rumah tangga anda belum dikaruniai anak?
Dan tentunya masih banyak lagi pertanyaan "apakah" yang lain yang ada dalam hidup anda berkaitan dengan permasalahan atau persoalan hidup. Dan anda seolah-olah menjalani hidup ini seperti tidak mempunyai pilihan lain, anda menjalaninya dengan keterpaksaan.
Mau tidak mau tetap harus dikerjakan, suka tidak suka harus anda jalani, enak tidak enak harus dimakan. Sehingga seringkali membuat anda menjadi menyerah pada suatu keadaan dan menyerah pada nasib hidup. Hidup anda mengalir begitu saja.
Sementara hidup adalah pilihan dan hidup adalah perjuangan. Anda berhak memilih hidup seperti apa yang anda inginkan dan anda juga berhak memperjuangkan hidup anda selama tidak melanggar norma agama maupun norma sosial. Di dalam perjuangan hidup yang sudah menjadi pilihan tentunya membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran dan uang.
Yang namanya hidup jika ada masalah itu wajar, karena memang tidak ada yang sempurna dalam hidup. Tapi jika masalah itu terus menerus datang tanpa ada perubahan menuju perbaikan atau peningkatan dalam hidup apa itu bisa juga dikatakan wajar? Sementara segala upaya berupa ikhtiar lahir sudah dilakukan.
Dari rumus A hingga Z, teori jaman dulu sampai yang terbaru, dan perencanaan yang sangat jeli dan matang sudah disusun dan ditata. Tapi ternyata hidup anda tetap saja tidak ada perubahan. Tetap bersahabat dengan berbagai masalah hidup yang tak kunjung usai.
Ketidakpastian masa depan terhadap biaya hidup, beban ekonomi, karier pekerjaan, usaha, bisnis, rumah tangga, keluarga, jodoh, pasangan hidup dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan itu membuat anda semakin putus asa, frustasi, stress dan depresi.
Apakah ini dikarenakan sikap dan perbuatan anda kurang baik terhadap sesama? Saya yakin sikap dan perbuatan anda terhadap sesama sangat baik. Anda suka menolong dan membantu terhadap sesama.
Apakah anda kurang berusaha? Anda pasti sudah berusaha maksimal dalam hidup anda yang berkenaan dengan ekonomi, rumah tangga, pekerjaan, usaha, bisnis dan semua yang ada dalam hidup anda.
Apakah anda tidak pernah sedekah? Tentu saja anda sudah melakukannya untuk berbagi rezeki terhadap sesama.
Apakah ini karena anda kurang bersyukur? Dan anda termasuk dalam golongan hamba Allah yang kufur nikmat? Saya sangat yakin tidak kurang-kurang rasa bersyukur anda.
Apakah anda tidak pernah berdoa? Selaku umat beragama tentunya anda tidak pernah meninggalkan doa dalam setiap aktifitas anda sehari-hari.
Dapat disimpulkan hal-hal seperti dibawah ini semua sudah anda lakukan :
  • Berbuat Baik
  • Berusaha       
  • Bersedekah  
  • Bersyukur     
  • Berdoa           

Tapi mengapa beban hidup anda masih tetap saja berat untuk dijalani?
Dan sampai kapan anda akan terus seperti sekarang ini?
Sementara waktu terus berjalan dan usia anda semakin bertambah
 Waktu tidak pernah peduli siapa anda dan apa yang akan terjadi pada anda
Waktu akan terus berjalan sesuai dengan kodratnya
Logika dan kata-kata motivasi diri tidak cukup untuk merubah dan memperbaiki takdir dan nasib hidup anda untuk menjadi lebih baik..!
Karena semua kata-kata motivasi dan logika hanyalah dari Ikhtiar Lahir..!
Lantas apa yang harus anda lakukan untuk merubah serta memperbaiki faktor nasib hidup anda..?
Ikhtiar Batin dengan....
»»»  RIYADHOH AYAT KURSI  «««
Takdir dan nasib hidup yang buruk tidak selalu merupakan bagian dari Faktor Nasib yang sudah menjadi ketentuan dan ketetapan Allah. Takdir dan nasib hidup yang buruk bisa juga terjadi karena X Faktor.
X Faktor ini yang menjadi penghalang, penyumbat dan penutup setiap doa, hajat, ikhtiar, usaha dan tujuan untuk memperbaiki dan merubah nasib hidup anda. Sehingga beban faktor nasib yang ada dalam diri anda semakin berat dan selalu tidak bisa lepas serta keluar dari permasalahan hidup yang ada.
Dengan Riyadhoh Ayat Kursi, X Faktor ini dibersihkan, dibuang dan dibuka seperti halnya dalam proses Ruqyah. Jadi dalam hal ini dengan mengerjakan Riyadhoh Ayat Kursi anda tidak perlu lagi ikut Ruqyah atau Ruwatan. Karena dengan mengerjakan Riyadhoh Ayat Kursi sudah sama halnya meruqyah atau meruwat diri sendiri untuk membersihkan hal-hal buruk dan energi yang tidak baik yang menjadi penghalang dan penutup doa, hajat, ikhtiar dan potensi diri anda untuk memperbaiki dan merubah nasib hidup.
Yang ada dalam hidup tidak semua bisa dijangkau dengan kasat mata dan dilakukan  dengan ikhtiar lahir semata. Apa yang ada dalam otak, akal pikiran, logika dan nalar adalah hasil dari panca indera lahir.
Tetapi ada wilayah atau area yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera lahir, otak, akal pikiran, logika dan nalar. Wilayah dan area tersebut hanya bisa dijangkau dengan BATIN melalui Ikhtiar Batin.
Memperbaiki dan merubah nasib hidup ini termasuk di dalam wilayah dan area ikhtiar batin tersebut. Karena takdir dan nasib hidup adalah sesuatu yang tidak kasat mata atau gaib-ghaib.
Ikhtiar batin sangat penting dan sangat diperlukan dalam situasi dan kondisi apa pun di masa era globalisasi sekarang ini atau pun di masa yang akan datang. Karena anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri anda setiap detik dan setiap waktu. Dan sudah banyak kejadian yang ada dalam hidup dan lingkungan sekitar anda sebagai bukti nyata. Lantas mengapa anda tinggalkan Ikhtiar batin ?
Apakah Ikhtiar batin cukup hanya dengan berdoa saja? Ikhtiar Batin tidaklah cukup hanya dengan berdoa saja! Banyak orang yang tidak tahu dan tidak paham tentang doa. Doa tidak hanya bagian dari ritual yang dilakukan setelah selesai sholat/shalat. Dan doa juga bukan hanya sekedar sebagai sarana dan media untuk memohon dan meminta atas sebuah hajat kepada Allah. Sebenarnya di dalam setiap doa ada energi yang terpancar yang mengikuti hukum tarik menarik atau Law of Attraction.
Law of Attraction atau hukum tarik menarik ini berhubungan dengan yang dinamakan God Spot atau Titik Tuhan-Titik Ilahiyah yang ada di dalam saraf otak. Saraf otak ini tidak dialiri darah seperti halnya saraf otak yang lain. Saraf otak ini akan dialiri darah hanya pada saat anda sedang Riyadhoh.

Semua kehendak, kemauan, keinginan, harapan, impian dan cita-cita berawal dan berasal dari batin ( hati ), yang kemudian diterjemahkan oleh otak melalui syaraf-syaraf untuk diubah dalam bentuk tindakan atau perbuatan oleh tubuh. Tapi sayangnya semua itu anda abaikan. Mengapa...?
Allah telah memberikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional sebagai wujud untuk ikhtiar lahir. Tetapi Allah masih memberikan satu lagi kecerdasan sebagai wujud ikhtiar batin kepada setiap hamba-hamba-Nya. Dimana kecerdasan ini merupakan inti dan puncak dari kedua kecerdasan diatas. Dan ini adalah kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh setiap orang, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual tersebut berupa kemampuan dan kekuatan batin. Dan Allah telah memberikan kepada masing-masing hamba-Nya berupa kemampuan dan kekuatan batin tersebut.
Dimana kemampuan dan kekuatan batin di jaman era globalisasi sekarang ini dikenal dengan istilah kemampuan dan kekuatan Supranatural, Parapsikologi, Metafisika dan Ilmu Hikmah. Kemampuan dan Kekuatan Supranatural, Parapsikologi, Metafisika dan Ilmu Hikmah. ini dimiliki oleh setiap orang semenjak dari awal lahir yaitu sewaktu masih bayi hingga meninggal nanti. Termasuk anda pun saat ini sudah memiliki kemampuan dan kekuatan batin tersebut.
Sekarang ini kemampuan dan kekuatan batin (Supranatural-Parapsikologi-Metafisika-ilmu Hikmah) sudah banyak ditinggalkan, diabaikan dan dipinggirkan disebabkan oleh hingar bingar gemerlapnya dunia. Selain itu juga karena dinilai sudah tidak sejalan lagi dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang semuanya diukur dengan sesuatu yang bersifat materi dan harus bisa diterima oleh akal pikiran dan logika.
Semua hal yang ada sekarang ini jika tidak bisa di nalar dan di logika dianggap sesuatu hal yang sudah tertinggal jaman dan tidak representatif dengan jaman yang sudah berkembang dengan semua kemajuan teknologi. Bahkan dinilai syirik dan musyrik. Syirik dan Musyrik itu bergantung dari niat, cara melakukan serta mengerjakannya.
Anda boleh memandang sebelah mata kemampuan dan kekuatan batin yang anda miliki. Tapi yang perlu anda pahami, kemampuan dan kekuatan batin tidaklah terbatasi oleh apa pun, baik itu oleh Ruang dan Waktu. Dimana pun tempat anda berada dan kapan pun waktunya tidak akan mempengaruhi dan mengurangi kemampuan dan kekuatan batin anda.
Dan yang perlu anda tahu dan perlu anda mengerti bahwa kemampuan dan kekuatan batin tidaklah berkurang dengan bertambahnya usia. Berbeda dengan tubuh dan otak anda, dengan bertambahnya usia tubuh dan otak akan terus berkurang kemampuan dan kekuatannya.
Ada falsafah hidup yang mengatakan hidup itu seperti roda yang berputar. Dari wacana falsafah hidup itu seperti roda yang berputar tersebut dapat dipahami dan dimengerti bahwa hidup itu harus SELARAS dan SEIMBANG antara ikhtiar batin dan ikhtiar lahir, antara Hablum Minallah dan Hablum Minannas, antara dunia dan akhirat. Seperti halnya tubuh apabila tidak ada keselarasan dan keseimbangan di dalam metabolisme tentunya tubuh dan badan akan mengalami sakit.
Demikian pula apabila anda saat ini sedang mengalami dan menghadapi berbagai masalah hidup itu pertanda dan berarti bahwa hidup anda sedang sakit dikarenakan tidak adanya keselarasan dan keseimbangan di dalam hidup anda.

Kemampuan dan kekuatan batin (Supranatural-Parapsikologi-Metafisika-Ilmu Hikmah) yang anda miliki adalah ANUGERAH ALLAH sebagai bekal di dalam berikhtiar untuk menyelesaikan dan mengentaskan semua permasalahan hidup serta untuk memperbaiki dan merubah nasib hidup
Kemampuan dan kekuatan batin adalah sumber daya manusia yang tidak akan pernah habis diberdayagunakan, dimanfaatkan, digali dan dieksplorasi. Serta tidak akan menjadi berkurang kemampuan dan kekuatannya karena bertambahnya usia. Semua potensi diri yang ada pada setiap orang bersumber dari kemampuan dan kekuatan batin
Orang jaman dulu selalu terkabul doa dan makbul ucapannya, karena doa dan ucapannya timbul dari kekuatan batin yang dimiliki. Bukan oleh kekuatan tubuh atau kemampuan berpikir dari otak dan logika.
Dari semua paparan diatas mengenai kemampuan dan kekuatan batin (Supranatural-Parapsikologi-Metafisika-Ilmu Hikmah) yang dimiliki oleh setiap orang termasuk diri anda intinya adalah di dalam menjalani hidup di dunia ini jangan sampai "KOSONG". Masing-masing pribadi termasuk diri anda harus mempunyai dan memiliki "PEGANGAN HIDUP" atau Piandel-Piyandel atau Pusaka sebagai bekal perjalanan hidup di dunia ini.
Karena bagaimana pun yang namanya masalah hidup tidak hanya sekedar beban biaya hidup dan keuangan rumah tangga serta ekonomi keluarga saja. Tetapi persaingan hidup dalam semua bidang dan aspek kehidupan juga bagian dari masalah hidup. Entah itu dalam hal persaingan usaha dan bisnis, persaingan karier pekerjaan, lowongan kerja-pekerjaan, dalam hal jodoh dan persaingan hidup yang lainnya.
Oleh karena itu yang namanya pegangan hidup dalam hal ikhtiar batin sangatlah amat sangat penting dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif, ketat dan tinggi seperti di era globalisasi sekarang ini.
Persaingan hidup merupakan bagian dari seleksi alam, dan dalam seleksi alam berlaku hukum alam. Dalam hukum alam berlaku siapa yang kuat itu yang menjadi pemenang. Kuat disini tidak berarti dalam fisik, badan, tubuh dan ikhtiar lahir saja.
Tetapi kuat yang dimaksud disini adalah yang memiliki kemampuan dan kekuatan batin yang disertai ikhtiar batin. Karena yang namanya persaingan hidup tentunya ada yang wajar atau tidak wajar dan yang kasat mata atau pun yang tidak kasat mata. Lebih baik sedia payung sebelum hujan daripada menyesal kemudian.
Jadi pegangan hidup dalam hal ikhtiar batin untuk era globalisasi sekarang ini bukanlah hanya menjadi kebutuhan sekunder semata, tetapi sudah menjadi kebutuhan pokok-primer dan bersifat penting dan segera-urgent sebagai salah satu bekal hidup untuk menghadapi persaingan hidup yang sudah semakin kompetitif, ketat, tinggi dan tidak lagi mengenal siapa kawan dan lawan di era globalisasi seperti sekarang ini. Hal ini dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan, perlindungan diri, perlindungan bisnis dan usaha, kemudahan, kelancaran, keberlimpahan, kekayaan, dan keberkahan. 
Bila anda sudah berupaya dan berusaha berupa ikhtiar lahir dan tidak menemukan serta mendapatkan solusi dan jalan keluar dari persoalan hidup dan problema hidup anda, lakukan ikhtiar batin. Karena dibalik Keberhasilan dan Kesuksesan seseorang selalu ada ASPEK SPIRITUAL berupa IKHTIAR BATIN yang menyertainya.
Karena Ikhtiar Batin merupakan Sumber Solusi Hidup untuk Mengatasi Masalah Tanpa Masalah di dalam mengentaskan dan menyelesaikan masalah hidup dan persaingan hidup guna Memperbaiki dan Merubah Nasib Hidup, memperoleh Keberkahan dan Keberlimpahan serta Meningkatkan Kwalitas Hidup dalam hal Murah dan Lancar Rezeki-Rejeki, Keuangan, Ekonomi, Kekayaan, Sukses Bisnis, Usaha Lancar, Melariskan Dagangan, Jualan dan Perniagaan, Pekerjaan, Jodoh, Rumah tangga, Dikaruniai Anak, Pasangan hidup dan untuk Keselamatan serta Perlindungan diri.

Ikhtiar Batin di dalam Riyadhoh Ayat Kursi ini tidak dalam bentuk jimat, azimat, wifiq, wafaq, rajah dan lain sebagainya yang bersifat kebendaan dan juga tidak berhubungan dengan klenik, mistis, tahayul dan khodam. Riyadhoh Ayat Kursi ini sesuai dengan syariat yang ada. Semuanya MURNI dari Allah dan hanya karena Allah. Bukan selain Allah! Sehingga tidak menimbulkan resiko di belakang hari.
Riyadhoh Ayat Kursi ini tidak beresiko atau menimbulkan dampak buruk di belakang hari karena menggunakan metode Self Therapy atau Terapi Mandiri. Metode Self Therapy atau Terapi Mandiri ini dengan tujuan agar anda bisa merasakan sendiri kenikmatan perjalanan wisata spiritual ruhani-rohani anda saat ber-riyadhoh kepada Allah, dan selain itu agar Energi Spiritual Ilahiyah bisa menyatu dengan diri Anda. Sehingga Anda bisa secara langsung merasakan sendiri fadilah-fadhilah, manfaat, khasiat dan karomah dari Riyadhoh Ayat Kursi.
Dengan mengerjakan Riyadhoh Ayat Kursi yang terjadi adalah :
  • Menguatkan energi doa
  • Membuka jalan doa ke Arasy
  • Menarik dan mewujudkan hajat
  • Memudahkan dan melancarkan urusan
  • Membersihkan dan membuang energi tidak baik dalam hidup
  • Membangkitkan kemampuan dan kekuatan batin, intuisi dan insting
  • Membangun dan menguatkan energi perlindungan ; pagar diri, pagar rumah, pagar tempat usaha-tempat bisnis-toko-warung

Untuk mengerjakan Riyadhoh Ayat Kursi ini tidak memerlukan tempat khusus, waktu khusus, maupun sarana khusus. Anda tidak perlu menyediakan ruangan khusus untuk khalwat, atau pun waktu khusus seperti hari tertentu atau jam tertentu, juga tidak perlu menggunakan minyak wangi atau wangi-wangian tertentu.
Riyadhoh Ayat Kursi ini bisa dan boleh dikerjakan oleh siapa saja bagi yang sudah akil baligh dan muslim. Riyadhoh Ayat Kursi ini bersifat universal tidak membedakan suku, ras, jenis kelamin, strata ekonomi, profesi, partai politik, pekerjaan dan organisasi.
Karena yang sudah mengerjakan dan melaksanakan Riyadhoh Ayat Kursi ini berasal dari berbagai macam daerah dan latar belakang kehidupan dengan berbagai macam persoalan hidup dan problema hidup.

Riyadhoh Ayat Kursi ini sangat tepat dan cocok untuk anda yang mempunyai tingkat kesibukan yang sangat tinggi seperti di jaman sekarang ini, tidak mengganggu rutinitas dan aktifitas anda sehari-hari karena ringan, mudah dan fleksibel waktu dan sarana pengerjaannya, tetapi tetap memberikan fadilah-fadhilah, khasiat, manfaat dan karomah yang sangat besar bagi terkabulnya doa, hajat, keperluan, kebutuhan, tujuan hidup dan sebagai pegangan hidup.
Apabila anda mengerjakan Riyadhoh Ayat Kursi seperti halnya dunia dalam genggaman anda, karena Riyadhoh Ayat Kursi merupakan Satu Amalan untuk Sejuta Hajat. Ilustrasi dari fadhilah-fadilah, khasiat, manfaat dan karomah Riyadhoh Ayat Kursi sebagai berikut :
   Mengabulkan doa dan hajat
   Membuka pintu rezeki-rejeki dari semua arah
   Mendatangkan rezeki-rejeki dari semua arah
   Memudahkan dan melancarkan rezeki-rejeki
   Melariskan dagangan, jualan dan perniagaan
   Sukses bisnis dan melancarkan usaha
   Memenangkan persaingan usaha dan bisnis
   Menemukan Peluang Usaha dan Peluang Bisnis yang cocok
   Memperbaiki ekonomi rumah tangga dan keluarga
   Sebagai Ikhtiar ingin punya anak
   Membuka Aura Kewibawaan, Mahabbah dan Pengasihan
   Menemukan dan mendapatkan jodoh
   Mendapatkan pekerjaan
   Karier Pekerjaan-Karier Politik
   Meningkatkan kepekaan batin, intuisi dan insting
   Keselamatan dan Perlindungan Diri ( Pagar Ghaib, Pagar Diri, Pagar Usaha, Dll )
Jika anda membaca fadhilah, khasiat, manfaat dan karomah Riyadhoh Ayat Kursi diatas, tentunya kening anda akan berkerut dan terlintas dalam pikiran anda, apa itu mungkin?
Sekali lagi semua yang ada diatas tidak masuk dalam wilayah nalar, logika atau pun pikiran anda. Bahkan saat semua hal diatas sudah terjadi pun, anda tetap tidak akan pernah habis pikir mengapa itu bisa terjadi dalam hidup anda. Jadi jangan dipikirkan !
Ini masuk dalam wilayah batin anda. Pikiran, nalar atau logika anda tidak akan mampu dan tidak akan pernah bisa menjangkaunya. Yang pasti tidak ada yang tidak mungkin bila sudah ada maunah dan ridho Allah. Kun Fayakun..!
Riyadhoh Ayat Kursi merupakan ikhtiar batin. Jadi potensi batin andalah yang bisa menjangkau semua fadilah-fadhilah, khasiat, manfaat dan karomah diatas.
Apa pun persoalan hidup dan problema hidup yang sedang terjadi, jadikan Riyadhoh Ayat Kursi sebagai sarana ikhtiar batin untuk memperbaiki dan merubah nasib hidup guna menyelesaikan dan mengentaskan permasalahan dan persoalan hidup yang berkenaan dengan rezeki, keuangan, ekonomi, kekayaan, pekerjaan, usaha, bisnis, perdagangan, rumah tangga, keluarga, jodoh dan pasangan hidup, ikhtiar ingin punya anak serta untuk keselamatan dan perlindungan diri dari sesama manusia dan makhluk ciptaan Allah yang lain yang tidak kasat mata.
Alhamdulillah, sampai saat ini yang mengerjakan dan melaksanakan Riyadhoh Ayat Kursi tidak hanya dari Indonesia saja. Tetapi juga sudah ada dari Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Saudia Arabia dan Hongkong dengan berbagai macam latar belakang. Baik itu dosen, mahasiswa, pengusaha, wiraswasta, pimpinan perusahaan, pedagang, pegawai negeri, karyawan swasta, tenaga kerja luar negeri dan lain sebagainya.

referensi:
http://www.Riyadhahayatkursi.com 

tulisan 9 (teori organisasi umum2 sem4)


Doa Mujarrab untuk Dapat Rizki dan Tunai Hutang



Doa dan amalan ini saya kutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah, hlm 141. Kitab yang telah ditajrib (dieksperimen) oleh banyak ulama, kaum mukminin dan muslimin. Memang syarat yang pertama adalah keyakinan yang kuat dan istiqamah dalam mengamalkannya sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Terus terang, saya pernah mempraktekkan amalan ini, alhamdulillah saya mendapat solusi yang tak terduga sebelumnya, dan menurut ukuran saya, rizki itu cukup besar. Saya menangis terharu dalam sujud syukur. Ya Allah, Engkau Maha Dermawan, diluar kemampuan pikiran hamba-Nya. Setiap saya punya hajat yang berkait dengan rizki, saya mengamalkan amalan ini dan ditambah “shalat Istighfar” . Alhamdulillah saya memperoleh apa yang saya inginkan, kadang kadang singkat waktunya, kadang kadang lama waktunya. Allah Maha Maha Mengetahui hajat kita yang sebenarnya, waktunya mendesak atau tidak. Karena itu kita butuh kesabaran, keyakinan yang kuat dan istiqamah dalam mengamalkan.


Yang mulia Sayyid Ali Akbar At-Tabrizi mengatakan: Sesungguhnya ayat tentang kerajaan (surat Al-Imran: 26-27), juga jika ditulis dan bawanya, dapat meluaskan pintu rizki. Selanjutnya beliau mengatakan: amalan ini telah ditajrib (dieksperimen) berkali-kali. Ayat dan cara mengamalkannya sebagai berikut:

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِك الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَ تَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَ تُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَ تُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ‏ِ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَ تُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَ تُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ تُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَ تَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيرِ حِسَابٍ

Bismillâhir Rahmânir Rahîm
Allâhumma shalli `ala Muhammadin wa âli Muhammad

Qulillâhumma âlikal mulki tu’til mulka man tasyâu wa tanzi’ul mulka mimman tasyâu, wa tu’izzu man tasyâu wa tudzillu man tasyâu, biyadikal khayru innaka ‘alâ kulli syay-in qadîr. Tûlijul layla fin nahâri wa tûlijun nahâra fil layli, wa tukhrijul hayya minal mayti wa tukhrijul mayyita minal hayyi wa tarzuqu man tasyâu bighayri hisâb.

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan (batas).” (Ali-Imran: 26-27).

Caranya Mengamalkan
Pertama: Dua ayat tersebut dibaca sebanyak (40 kali) selama 40 hari.
Kedua: Setiap sesudah membaca dua ayat tersebut membaca Yâ Allâh (3 kali). Kemudian membaca doa berikut (3 kali):
اَنْتَ اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، تَجَبَّرْتَ اَنْ يَكُونَ لَكَ وَلَدٌ، وَتَعَالَيْتَ اَنْ يَكُونَ لَكَ شَرِيكٌ، وَتَعَظَّمْتَ اَنْ يَكُونَ لَكَ وَزِيْرٌ. يَا اَللهُ يَا اَللهُ يَا اَللهُ، اِقْضِ حَاجَتِي بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمْ اَجْمَعِينَ

Antallâhu lâ ilâha illâ Anta wahdaka lâ syarîka lak, tajabbarta ay yakûna laka walad, wa ta’âlayta ay yakûna laka syarîk, wa tazhzhamta ay yakûna laka wazîr. Yâ Allâhu Yâ Allâhu Yâ Allâh, iqdhi hâjatî bihaqqi Muhammadin wa âlihi shalawâtuka ‘alayhi wa ‘alayhim ajma’în.

Engkaulah Allah tiada Tuhan kecuali Engkau Yang Maha Esa tida sekutu bagi-Mu. Terlalu Agung Engkau untuk mempunyai anak, Terlalu Tinggi Engkau untuk memiliki sekutu, Terlalu Besar Engkau untuk mempunyai menteri. Ya Allah Ya Allah Ya Allah, tunaikan hajatku dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad. Semoga semua shalawat-Mu selalu tercurahkan kepadanya dan kepada mereka semua.

Untuk Menunaikan hutang
Syeikh Ath-Thabrasi meriwayatkan bahwa Mu’adz bin Jabal berkata: Pada suatu hari aku tidak shalat Jum’at bersama Rasulullah saw. Lalu beliau bertanya: “Wahai Mu’adz, mengapa kamu tidak shalat Jum’at? Mu’adz menjawab: Orang yahudi menghadangku di pintu rumahku karena hutangku, lempengan emas, sudah jatuh tempo. Tidak ada yang menaruh kasihan padaku selainmu, orang yahudi itu mau memasukkan aku ke penjara. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Wahai Mu’adz, maukah kamu Allah yang menunaikan hutangmu? Mu’ad menjawab: Ya mau, ya Rasulullah. Rasulullah saw bersabda: “Bacalah (ayat tersebut di atas):
(قُلِ اللَّهُمَّ مَالِك … وَ تَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيرِ حِسَابٍ)

Kemudian membaca:

يَا رَحْمَنَ الدُّنْيَا وَالآخِرَة وَرَحِيمَهُمَا تُعْطِي مِنْهَا مَاتَشَاءُ، وَتَمْنَعُ مِنْهُمَا مَاتَشَاءُ، اِقْضِ عَنِّي دَيْنِي

Yâ Rahmânad dun-ya wak-âkhirah wa rahîmahumâ, tu’thî minhumâ man tasyâ’, wa tamna’u minhumâ man tasyâ’, iqdhi ‘annî daynî.

Wahai Yang Maha Pengasih dunia dan akhirat, Yang Maha Penyayang dunia dan akhirat, Engkau memberikan dari keduanya apa yang Engkau kehendaki, dan Engkau menahan dari keduanya apa yang Engkau kehendaki, tunaikan hutangku.

Sekiranya kamu butuhkan bumi dipenuhi oleh emas, niscaya Allah menunaikan hutangmu.” (Tafsir Majma’ul Bayan)
Wassalam, Semoga bermanfaat

http://syamsuri149.wordpress.com
http://shalatdoa.blogspot.com
http://islampraktis.wordpress.com

tulisan 1 (teori organisasi umum 2 sem 4)

TIPS MENGHAPAL AL-QURAN 



Sesuatu yang paling berhak dihafal adalah Al Qur’an, karena Al Qur’an adalah Firman Allah, pedoman hidup umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering diulang-ulang oleh manusia. Oleh Karenanya, seorang penuntut ilmu hendaknya meletakan hafalan Al Qur’an sebagai prioritas utamanya. Berkata Imam Nawawi : “ Hal Pertama (yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu) adalah menghafal Al Quran, karena dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadits dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. Kalau sudah hafal Al Quran jangan sekali- kali menyibukan diri dengan hadits dan fikih atau materi lainnya, karena akan menyebabkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh hafalan Al Quran. “ (Imam Nawawi, Al Majmu’,(Beirut, Dar Al Fikri, 1996) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66))
Di bawah ini beberapa langkah efektif untuk menghafal Al Qur’an yang disebutkan para ulama, diantaranya adalah sebagai berikut :
Langkah Pertama : Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al Qur’am hendaknya mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja. Dengan niat ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa malas dan bosan. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dan tidak berhenti. Berbeda kalau niatnya hanya untuk mengejar materi ujian atau hanya ingin ikut perlombaan, atau karena yang lain.
Langkah Kedua : Hendaknya setelah itu, ia melakukan Sholat Hajat dengan memohon kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al Qur’an. Waktu sholat hajat ini tidak ditentukan dan doa’anyapun diserahkan kepada masing-masing pribadi. Hal ini sebagaimana yang diriwayat Hudzaifah ra, yang berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
“ Bahwasanya Rosulullah saw jika ditimpa suatu masalah beliau langsung mengerjakan sholat. “
Langkah Ketiga : Memperbanyak do’a untuk menghafal Al Qur’an.
Do’a ini memang tidak terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim bisa berdo’a menurut kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda bisa berdo’a seperti ini :
اللهم وفقني لحفظ القرآن الكريم ورزقني تلاوته أناء الليل وأطراف النهار على الوجه الذي يرضيك عنا يا أرحم الراحمين .
“Ya Allah berikanlah kepada saya taufik untuk bisa menghafal Al Qur’an, dan berilah saya kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan ridhal dan tuntunan-Mu , wahai Yang Maha Pengasih “.
Langkah Keempat : Menentukan salah satu metode untuk menghafal Al Qur’an. Sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk menghafal Al Qur’an, Masing-masing orang akan mengambil metode yang sesuai dengan dirinya. Akan tetapi di sini hanya akan disebutkan dua metode yang sering dipakai oleh sebagian kalangan, dan terbukti sangat efektif :
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah ). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang mau kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada metode pertama.
Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an menjadi tujuh hizb ( bagian ) :
  1. Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
  2. Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah
  3. Surat Yunus sampai Surat An Nahl
  4. Surat Al Isra’ sampai Al Furqan
  5. Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin
  6. Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
  7. Surat Qaf sampai Surat An Nas
Boleh juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.
Langkah Kelima : Memperbaiki Bacaan.
Sebelum mulai menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Qur’an agar sesuai dengan tajwid. Perbaikan bacaan meliputi beberapa hal, diantaranya :
a/ Memperbaiki Makhroj Huruf. Seperti huruf ( dzal) jangan dibaca ( zal ), atau huruf ( tsa) jangan dibaca ( sa’ ) sebagaimana contoh di bawah ini :
ثم —— > سم / الذين —- > الزين
b/ Memperbaiki Harakat Huruf . Seperti yang terdapat dalam ayat-ayat di bawah ini :
1/ وَإِذِ ابْتَلَىإِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمات ( البقرة : 124 ) —- > )إبراهيمُ ﴾
2/ وَكُنْت ُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِيكُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ( المائدة : 116 )
وَكُنْت ُ < ——— > كُنْتَ
3/ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْيتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى (ونس : 35 ) —- > أم من لا يَهْدِي
4/ رَبَّنَا أَرِنَا الَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَالْجِنِّ وَالْإِنْسِ ( فصلت :29 ) —– > الَّذِين
5/ فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِيالنَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ ﴾ الحشر: 17) —– > خالدِين فيها
Langkah Keenam : Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang ada, kita setorkan kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika bacaan kita salah. Kadang, ketika menghafal sendiri sering terjadi kesalahan dalam bacaan kita, karena kita tidak pernah menyetorkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan tersebut bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahwa itu salah, sampai orang lain yang mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan tersebut.
Langkah Ketujuh : Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak salah, adalah memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al Qur’an murattal dari syekh yang mapan dalam bacaannya. Kalu bisa, tidak hanya sekedar mendengar sambil mengerjakan pekerjaan lain, akan tetapi mendengar dengan serius dan secara teratur. Untuk diketahui, akhir-akhir ini – alhamdulillah – banyak telivisi-telelivisi parabola yang menyiarkan secara langsung pelajaran Al Qur’an murattal dari seorang syekh yang mapan, diantaranya adalah acara di televisi Iqra’ . Tiap pekan terdapat siaran langsung pelajaran Al Qur’an yang dipandu oleh Syekh Aiman Ruysdi seorang qari’ yang mapan dan masyhur, kitapun bisa menyetor bacaan kita kepada syekh ini lewat telpun. Rekaman dari acara tersebut disiarkan ulang setiap pagi. Selain itu, terdapat juga di channel ” Al Majd “, dan channel- channel televisi lainnya. Acara-acara tersebut banyak membantu kita di dalam memperbaiki bacaan Al Qur’an.
Langkah Kedelapan : Untuk menguatkan hafalan, hendaknya kita mengulangi halaman yang sudah kita hafal sesering mungkin, jangan sampai kita sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan tersebut dalam tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut. Diriwayatkan bahwa Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang hafalannya sangat terkenal dengan kuatnya hafalannya. Pada suatu ketika, ia menghafal sebuah buku dan diulanginya berkali-kali, mungkin sampai tujuh puluh kali. Kebetulan dalam rumah itu ada nenek tua. Karena seringnya dia mengulang-ulang hafalannya, sampai nenek tersebut bosan mendengarnya, kemudian nenek tersebut memanggil Ibnu Abi Hatim dan bertanya kepadanya : Wahai anak, apa sih yang sedang engkau kerjakan ? “ Saya sedang menghafal sebuah buku “ , jawabnya. Berkata nenek tersebut : “ Nggak usah seperti itu, saya saja sudah hafal buku tersebut hanya dengan mendengar hafalanmu.” . “ Kalau begitu, saya ingin mendengar hafalanmu “ kata Ibnu Abi Hatim, lalu nenek tersebut mulai mengeluarkan hafalannya. Setelah kejadian itu berlalu setahun lamanya, Ibnu Abi Hatim datang kembali kepada nenek tersebut dan meminta agar nenek tersebut menngulangi hafalan yang sudah dihafalnya setahun yang lalu, ternyata nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali tentang buku tersebut, dan sebaliknya Ibnu Abi Hatim, tidak ada satupun hafalannya yang lupa. Cerita ini menunjukkan bahwa mengulang-ulang hafalan sangatlah penting. Barangkali kalau sekedar menghafal banyak orang yang bisa melakukannya dengan cepat, sebagaimana nenek tadi. Bahkan kita sering mendengar seseorang bisa menghafal Al Qur’an dalam hitungan minggu atau hitungan bulan, dan hal itu tidak terlalu sulit, akan tetapi yang sulit adalah menjaga hafalan dan mengulanginya secara kontinu.
Langkah Kesembilan : Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi dibarengi dengan membacanya dengan mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan seseorang. Ada beberapa teman dari Marokko yang menceritakan bahwa cara menghafal Al Qur’an yang diterapkan di sebagian daerah di Marokko adalah dengan menuliskan hafalannya di atas papan kecil yang dipegang oleh masing-masing murid, setelah mereka bisa menghafalnya di luar kepala, baru tulisan tersebut dicuci dengan air.
Langkah Kesepuluh : Menghafal kepada seorang guru.
Menghafal Al Qur’an kepada seorang guru yang ahli dan mapan dalam Al Qur’an adalah sangat diperlukan agar seseorang bisa menghafal dengan baik dan benar. Rosulullah saw sendiri menghafal Al Qur’an dengan Jibril as, dan mengulanginya pada bulan Ramadlan sampai dua kali katam.
Langkah Kesebelas : Menggunakan satu jenis mushaf Al Qur’an dan jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya.Karena mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat. Jika kita melihat satu ayat lebih dari satu posisi, jelas itu akan mengaburkan hafalan kita. Masalah ini, sudah dihimbau oleh salah seorang penyair dalam tulisannya :
العين تحفظ قبل الأذن ما تبصر فاختر لنفسك مصحف عمرك الباقي .
“ Mata akan menghafal apa yang dilihatnya- sebelum telinga- , maka pilihlah satu mushaf untuk anda selama hidupmu.”
Yang dimaksud jenis mushaf di sini adalah model penulisan mushaf. Di sana ada beberapa model penulisan mushaf, diantaranya adalah : Mushaf Madinah atau terkenal dengan Al Qur’an pojok, satu juz dari mushaf ini terdiri dari 10 lembar, 20 halaman, 8 hizb, dan setiap halaman dimulai dengan ayat baru. Mushaf Madinah ( Mushaf Pojok ) ini paling banyak dipakai oleh para pengahafal Al Qur’an, banyak dibagi-bagikan oleh pemerintah Saudi kepada para jama’ah haji. Cetakan-cetakan Al Qur’an sekarang merujuk kepada model mushaf seperti ini. Dan bentuk mushaf seperti ini paling baik untuk dipakai menghafal Al Qur’an.
Di sana ada model lain, seperti mushaf Al Qur’an yang dipakai oleh sebagian orang Mesir, ada juga mushaf yang dipakai oleh sebagain orang Pakistan dan India, bahkan ada model mushaf yang dipakai oleh sebagian pondok pesantren tahfidh Al Qur’an di Indonesia yang dicetak oleh Manar Qudus , Demak.
Langkah Keduabelas : Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal, dan ini tergantung kepada pribadi masing-masing. Akan tetapi dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
إن الدين يسر ، ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه ، فسددوا وقاربوا و أبشروا ، واستعينوا بالغدوة والروحة وشئ من الدلجة
“ Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri dalam agama ini kecuali dia akan capai sendiri, makanya amalkan agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah kabar gembira, serta gunakan waktu pagi, siang dan malam ( untuk mengerjakannya ) “ ( HR Bukhari )
Dalam hadist di atas disebutkan waktu pagi ,siang dan malam, artinya kita bisa menggunakan waktu-waktu tersebut untuk menghafal Al Qur’an. Sebagai contoh : di pagi hari, sehabis sholat subuh sampai terbitnya matahari, bisa kita gunakan untuk menghafal Al Qur’an atau untuk mengulangi hafalan tersebut, waktu siang siang, habis sholat dluhur, waktu sore habis sholat Ashar, waktu malam habis sholat Isya’ atau ketika melakukan sholat tahajud dan seterusnya.
Langkah Ketigabelas : Salah satu waktu yang sangat tepat untuk melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan sholat –sholat sunnah, baik di masjid maupun di rumah. Hal ini dikarenakan waktu sholat, seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah, dan konsentrasi inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan. Berbeda ketika di luar sholat, seseorang cenderung untuk bosan berada dalam satu posisi, ia ingin selalu bergerak, kadang matanya menengok kanan atau kiri, atau kepalanya akan menengok ketika ada sesuatu yang menarik, atau bahkan kawannya akan menghampirinya dan mengajaknya ngobrol . Berbeda kalau seseorang sedang sholat, kawannya yang punya kepentingan kepadanya-pun terpaksa harus menunggu selesainya sholat dan tidak berani mendekatinya, dan begitu seterusnya.
Langkah Keempatbelas : Salah satu faktor yang mendukung hafalan adalah memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih) . Biasanya seseorang yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ), hafalannya akan tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang ada di juz lima umpamanya akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang mestinya ada di surat Surat Al-Maidah akan terbawa ke surat Al-Baqarah, dan begitu seterusnya. Di bawah ini ada beberapa contoh ayat-ayat serupa ( mutasyabihah ) yang seseorang sering melakukan kesalahan ketika menghafalnya :
- ﴿ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ﴾ البقرة 173 < ———— > ﴿ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ) المائدة 3 ، والأنعام 145، و النحل 115
- ( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير الحق ) البقرة : 61
( إن الذين يكفرون بآيات اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير حق ) آل عمران : 21
( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنبياء بغير حق ) آل عمرن : 112
Untuk melihat ayat –ayat mutasyabihat seperti ini secara lebih lengkap bisa dirujuk buku – buku berikut :
  • Duurat At Tanzil wa Ghurrat At Ta’wil fi Bayan Al Ayat Al Mutasyabihat min Kitabillahi Al Aziz , karya Al Khatib Al Kafi.
  • Asrar At Tikrar fi Al Qur’an, karya : Mahmud bin Hamzah Al Kirmany.
  • Mutasyabihat Al Qur’an, Abul Husain bin Al Munady
  • ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, karya Abu Dzar Al Qalamuni
Langkah Kelimabelas : Setelah hafal Al Qur’an, jangan sampai ditinggal begitu saja. Banyak dari teman-teman yang sudah menamatkan Al Qur’an di salah satu pondok pesantren, setelah keluar dan sibuk dengan studinya yang lebih tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program untuk menjaga hafalannya kembali, sehingga Al-Qur’an yang sudah dihafalnya beberapa tahun di pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah ditinggal lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk mengembalikan hafalannya lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi dan hal itu sangat disayangkan sekali. Boleh jadi, ia mendapatkan ijazah sebagai seorang yang bergelar ” hafidh ” atau ” hafidhah “, akan tetapi jika ditanya tentang hafalan Al- Qur’an, maka jawabannya adalah nihil.
Yang paling penting dalam hal ini bukanlah menghafal, karena banyak orang bisa menghafal Al Qur’an dalam waktu yang sangat singkat, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap terus ada dalam dada kita. Di sinilah letak perbedaan antara orang yang benar-benar istiqamah dengan orang yang hanya rajin pada awalnya saja. Karena, untuk menjaga hafalan Al Qur’an diperlukan kemauan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya. Banyak cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an, masing-masing tentunya memilih yang terbaik untuknya. Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai berikut :
  • Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :i sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
  • Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
  • Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.
Referensi:
  1. Hadist riwayat Abu Daud ( no : 1319 ), dishohihkan oleh Syekh Al Bani dalam Shohih Sunan Abu Daud , juz I, hal. 361
  2. Untuk mengetahui secara lebih lengkap tentang derajat hadits tersebut bisa dirujuk : Abu Umar Abdullah bin Muhammad Al Hamadi, Al Asinatu Al Musyri’atu fi At Tahdhir min As Solawat Al Mubtadi’ah, ( Kairo, Maktabah At Tabi’in, 2002 ) Cet Pertama, hal. 97 -120
  3. Ibid, hal.21-39
  4. Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Ashal Nidham Li Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Maktabah Al Islamiyah, 2002 ) Cet. Ke-Tiga, Hal. 13
  5. Ali bin Umar Badhdah, Kaifa Tahfadu Al Qur’an, hal. 6
  6. Ibid. hal 12
  7. Abu Dzar Al Qalamuni, ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Dar Ibnu Al Haitsam, 1998 ) Cet Pertama, hal.16
  8. Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Op. Cit, Hal. 15
  9. Imam Nawawi, Al Majmu’,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66