NAMA : DERRY APRIYANTO
KELAS : 1 KA 40
NPM : 11111874
9. MANUSIA DAN
TANGGUNG JAWAB
Pengertian
tanggung jawab
Tanggung jawab
adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah.
Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat
ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat.
Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak
bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan
tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing
individu berbeda.
Tanggung jawab
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah
perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah
petunjuk pada hati (nurani)mu."
Dalam wacana
keislaman, tanggung jawab adalah tanggung jawab personal. Seorang muslim tidak
akan dibebani tanggung jawab orang lain. Allah berfirman: "Setiap jiwa
adalah barang gadai bagi apa yang ia kerjakan." Dan setiap pojok dari
ruang kehidupan tidak akan lepas dari tanggung jawab. Kullukum râ'in wa
kullukum mas'ûlun 'an Ro‘iyyatih.....
Tanggung jawab
bisa dikelompokkan dalam dua hal. Pertama, tanggung jawab individu
terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap
akal(pikiran)nya, ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum.
Rasulullah bersabda: "Bani Adam tidak akan lepas dari empat pertanyaan
(pada hari kiamat nanti); Tentang umur, untuk apa ia habiskan; Tentang masa
muda, bagaimana ia pergunakan; Tentang harta, dari mana ia peroleh dan untuk
apa ia gunakan; Tentang ilmu, untuk apa ia amalkan."
Kedua, tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan
(sosial) di mana ia hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluq
yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan
kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan
sosialnya. Kewajiban sangat erat kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai
bagian dari masyarakat. Kita sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung
jawab terhadap orang lain, tidak pantas bagi kita menuntut orang lain
untuk bertanggung jawab pada kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang
lain, jangan harap orang lain akan berbuat adil pada kita.
Ada sebagian
orang yang berkata bahwa kesalahan-kesalahan yang ia lakukan adalah takdir yang
telah ditentukan Tuhan kepadanya. Dan dia tidak bisa menolaknya. Satu misal
sejarah; suatu ketika di masa Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap
dan kemudian dibawa ke hadapan khalifah. Beliau bertanya: "Mengapa
kamu mencuri?", pencuri itu menjawab "Ini adalah takdir. Saya tidak
bisa menolaknya." Khalifah Umar kemudian menyuruh sahabat-sahabat untuk
menjilidnya 30 kali. Para sahabat heran dan bertanya "Mengapa dijilid?
bukankah itu menyalahi aturan?" Khlaifah menjawab "Karena ia
telah berdusta kepada Allah."
Seorang muslim
tidak boleh melepas tangan (menghindar dari tanggung jawab) dengan beralasan
bahwa kesalahan yang ia kerjakan adalah takdir yang ditentukan Allah kepadanya.
Tanggung jawab tetap harus ditegakkan. Allah hanya menentukan suratan ulisan)
tentang apa yang akan dikerjakan manusia berdasarkan keinginan mereka yang
merdeka, tidak ada paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap apa yang ia lakukan. Mulai dari hal yang sangat kecil sampai
yang paling besar. "Barang siap yang berbuat kebaikan, walau sebesar
biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat kejelekan, walau
sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula" (al Zalzalah 7-8).
Macam-macam
tanggung jawab
Dalam kehidupan kita tidak ada yang terlepas dari
tanggung jawab, bahkan induk singa pun memiliki tanggung jawab untuk memberi
makan membesarkan anak-anaknya, seringkali kita berkeluh kesah akan tanggung
jawab yang kita pegang, akan tetapi sebuah tanggung jawab melatih kita untuk
menjadi sosok yang berani, dewasa, dan mandiri.
Dari kecilpun seorang anak sulung memiliki tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya, mengajari adik-adiknya, dan memberikan contoh yang baik yang patut ditiru oleh saudara-saudaranya. Maka dari itu kita harus benar-benar menjalankan tanggung jawab yang diberikan, apa jadinya ketika kita lalai mejalankan tanggung jawab yang di berikan????
well, ada beberapa akibat yang didapat pada saat kita lalai, pertama kita tentunya akan dimarahi oleh orang yang memberikan tanggung jawab tersebut dan itu sering terjadi, kedua kita akan merasa jengkel pada orang yang memberikan tanggung jawab tersebut, ketika beberapa tanggung jawab kita tidak menjalankan dengan benar maka hal yang kita peroleh yaitu kita menjadi pribadi yang memiliki sosok acuh tak acuh dan menganggap remeh banyak hal yang diberikan pada kita.
Darimanakah saya tau hal tersebut???
sesungguhnya saya sungkan untuk mengatakan hal ini, tapi saya sendiri mengalami hal ini, jadi himbawan saya kepada pembaca sekalian untuk benar benar menjalankan tanggung jawab yang diberikan agar tidak menjadi sosok yang acuh tak acuh dan menganggap remeh akan banyak hal, saya sendiri berusahan untuk menjadi orang yang lebih baik dengan menjalankan tanggung jawab yang diberikan sebaik mungkin .
Dari kecilpun seorang anak sulung memiliki tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya, mengajari adik-adiknya, dan memberikan contoh yang baik yang patut ditiru oleh saudara-saudaranya. Maka dari itu kita harus benar-benar menjalankan tanggung jawab yang diberikan, apa jadinya ketika kita lalai mejalankan tanggung jawab yang di berikan????
well, ada beberapa akibat yang didapat pada saat kita lalai, pertama kita tentunya akan dimarahi oleh orang yang memberikan tanggung jawab tersebut dan itu sering terjadi, kedua kita akan merasa jengkel pada orang yang memberikan tanggung jawab tersebut, ketika beberapa tanggung jawab kita tidak menjalankan dengan benar maka hal yang kita peroleh yaitu kita menjadi pribadi yang memiliki sosok acuh tak acuh dan menganggap remeh banyak hal yang diberikan pada kita.
Darimanakah saya tau hal tersebut???
sesungguhnya saya sungkan untuk mengatakan hal ini, tapi saya sendiri mengalami hal ini, jadi himbawan saya kepada pembaca sekalian untuk benar benar menjalankan tanggung jawab yang diberikan agar tidak menjadi sosok yang acuh tak acuh dan menganggap remeh akan banyak hal, saya sendiri berusahan untuk menjadi orang yang lebih baik dengan menjalankan tanggung jawab yang diberikan sebaik mungkin .
Pengabdian dan pengorbanan
Wujud dari
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga, sebagai perwujudan
kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan, dan semua itu
dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian
bermacam-macam bentuknya. Yang paling dasar adalah pengabdian kepada keluarga,
kepada Tuhan, dan kepada negara. Pengabdian kepada keluarga, bisa dilakukan
dengan menjaga nama baik keluarga, dan tidak melanggar norma dan akidah yang
berlaku. Menjaga nama baik bisa dilakukan dengan tidak melakukan perbuatan2
yang melanggar aturan, mensejahterakan keluarga, dan banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menunjukkan sikap mengabdi.
Pengabdian
kepada Tuhan, sangat wajib dan tidak boleh dinomorduakan. Karena manusia adalah
ciptaan Tuhan. Dengan tekun beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik,
dan tidak melanggar laranganNya. Pengabdian kepada negara, juga merupakan
kewajiban buat manusia atau individu sebagai warga negara. Misalnya seorang
pegawai negeri yang bersedia ditempatkan di luar daerahnya untuk bekerja.
Berikut macam-macam pengabdian, yaitu:
Pengabdian terhadap Tuhan yang
Maha
EsaYaitu
penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung
jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan. Contoh: Umat Islam melaksanakan
shalat lima waktu dalam sehari, melakukan zakat, melaksanakan kurban dan
sebagainya, itu semua tidak lain adalah untuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha
Esa.
Pengabdian kepada masyarakat
Ini timbul
karena manusia dibesarkan dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.
Contoh: Seorang mahasiswa yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan
pendidikan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun,
ia lakukan demi kemajuan desanya.
Pengabdian kepada raja
Yaitu
suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya, karena dianggap yang
melindunginya, walaupun sekarang jarang terjadi. Contoh: Seorang gadis dengan
suka rela dijadikan selir oleh rajanya.
Pengabdian kepada negara
Timbul
karena seseorang merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian
(kelangsungan) negara dan demi persatuan kesatuan bangsa. Contoh: Dalam usaha
merebut kembali Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda yang
mendaftarkan diri menjadi sukarelawan.
Pengabdian kepada harta
Ini
terjadi karena seseorang memandang bahwa harta yang menghidupinya, sehingga
tindakan- tindakannya semata- mata demi harta. Kadang- kadang ia tanpa
menyadari justru mengorbankan dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang
akhirnya tidak dapat menikmati hartanya.
Pengabdian kepada keluarga
Ini timbul
karena keinginan untuk membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan
secara lahir dan batin secara layak.
Jadi
dengan melihat pengertian maupun macam- macam pengabdian/ pengorbanan, memahami
arti dan makna pengabdian dan pengorbanan, diharapkan kita meneladaninya,
karena sebenarnya hakekat pengabdian/ pengorbanan adalah merupakan usaha
memikul tanggung jawab dan melaksanakan kewajiban sebagai manusia.
Pengorbanan
berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian, dengan penuh rasa ikhlas dan
tidak mengandung pamrih. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak
begitu jelas. Jika ada pengabdian, maka ada pengorbanan. Pengabdian lebih
banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk
kepada pemberian sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar